Layakkah Perempuan Menjadi Pemimpin ?? Ini Penjabarannya.
TAPANULI UTARA | Sumut.suarana.com
Gender menjadi suatu alasan klasik ketika kaum perempuan turut dalam suatu ajang pememilihan pemimpin,baik itu di dalam Pemerintahan,Politik, Organisasi,Sosial maupun Budaya.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa Gender tidak seharusnya menentukan kemampuan kepemimpinan seseorang. Sebaliknya, harus menilai potensi kepemimpinan dengan memancarkan kekuatan individu dan ciri-ciri kepribadian.
Di negara kita Indonesia,pilkada 2018 yang lalu,sebanyak 14 perempuan terpilih menjadi Bupati dan 17 wakil Bupati.
Di pilkada serentak 2024, jumlah perempuan yang maju sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah meningkat. Tercatat ada 18 perempuan yang berkontestasi sebagai calon gubernur atau wakil gubernur, 210 perempuan sebagai Calon bupati atau wakil bupati, dan 81 perempuan maju untuk posisi Walikota atau wakil Walikota.
Pilkada kabupaten Tapanuli Utara (Taput) provinsi Sumatera Utara adalah salah satu diantaranya.Satika Simamora SE.MM berpasangan dengan Sarlandy Hutabarat.SH tercatat dan telah resmi sebagai calon Bupati Taput periode 2025 -2030.
Satika Simamora adalah istri dari mantan Bupati Taput 2 periode (2014-2024) Dr.Drs.Nikson Nababan.M.si, sedangkan Sarlandy Hutabarat adalah mantan Wakil Bupati Taput periode 2019-2024.
Kemampuan Satika Simamora dalam hal pemerintahan tidak diragukan lagi.Satika selama 10 tahun mendampingi Nikson Nababan telah mengemban tugas sebagai ketua TP.PKK,ketua Dekranasda Taput,Bunda Paud,ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan lainnya.
Namun,kehadiran Satika Simamora sebagai Calon Bupati Taput langsung diterpa isu gender yang dilontarkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.Media Sosial FB,Tiktok,Instagram telah dipenuhi kalimat kalimat yang menyudutkan Satika Simamora, seperti " gabe boru boru ma mangarajai di Taput on ??/ jadi perempuan lah jadi raja di Taput", "adong do bawa,dang gabe pilliton boru boru/ada laki laki,tidak akan memilih perempuan", dan masih banyak lagi ungkapan ungkapan netizen yang mengarah ke Calon Bupati Perempuan Satika Simamora.Tetapi banyak juga para Netizen yang sudah paham dan justru mendukung Satika Simamora.
Perlu diketahui, bahwa Bupati sebagai kepala daerah kabupaten memiliki fungsi dan tugas,di antaranya:
-Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah.
-Bertanggung jawab atas jalannya pemerintahan daerah.
-Memimpin urusan pemerintahan umum yang menjadi tugas pemerintahan pusat di daerah.
-Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
-Menjaga ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
-Menyusun dan mengajukan rancangan Perda.
-Menyusun dan menetapkan RKPD.
-Mengajukan pengangkatan wakil kepala daerah.
-Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua PD.
Di negara kita Indonesia, setiap tanggal 21 April tiap tahunnya memperingati Hari Kartini . Berkat Kartini, perempuan bukan lagi sosok yang hanya berdiam di rumah, mengurus suami dan anak. Perempuan Indonesia bisa menjadi apa pun dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Kartini adalah pejuang emansipasi kaum perempuan. Jasanya membuat para perempuan Indonesia kini bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, berpartisipasi dalam kursi pemerintahan, atau bekerja dengan profesi tinggi dan kedudukannya setara dengan laki-laki. Untuk menghormati dan mengingat perjuangan serta jasa Kartini, pemerintah kemudian menetapkan Hari Kartini setiap tanggal 21 April.
Hari Kartini mulai diselenggarakan sejak ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Keputusan tersebut bersamaan dengan ditetapkannya Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pemilihan 21 April sebagai Hari Kartini juga karena tanggal tersebut adalah hari kelahiran Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April 1879.
Emansipasi wanita tidak semata-mata berfokus pada kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam beragam bidang. Makna sebenarnya dari emansipasi wanita yaitu tentang bagaimana wanita dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya. Dengan memahami makna emansipasi wanita seutuhnya, wanita turut serta memberikan emansipasi bagi masyarakat dan Negara.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah, tercatat beberapa pahlawan wanita sebagai pahlawan Nasional maupun pahlawan kemerdekaan yang berperan sangat penting dalam perjuangan memerdekakan Negara Indonesia,antara lain:
-R.A Kartini dari Jawa Tengah
-Cut Nyak Dien dari Aceh.
-Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah.
-Martha Christina Tiahahu dari Maluku.
-Laksamana Malahayati dari Aceh.
-Cut Meutia dari Aceh.
-Siti Walidah (Nyai Ahmad Dalan) dari Yogyakarta.
-Dewi Sartika dari Jawa Barat.
-Opu Daeng Risadju dari Sulawesi Selatan.
-Hajjah Rangkayo Rasuna Said dari Sumatera Barat.
-Siti Manggopoh dari Sumatera Barat.
-Maria Walanda Maramis dari Sulawesi Utara.
-Andi Depu Maradia Balanipa dari Sulawesi Barat.
-Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah.
-Fatmawati Sukarno ( istri Presiden pertama RI Ir.Sukarno)
-Rohana Kudus (merupakan wartawan perempuan pertama Indonesia dan digelari pahlawan nasional) dari Sumatera Barat.
(Dikutip dari laman Kemensos RI)
Terkait emansipasi wanita, penulis (Bob Luis,Red) sengaja mengutip pendapat dari beberapa orang orang sukses dunia di bidangnya, dengan tujuan menjadi suatu pertimbangan atau motivasi dan tidak bertujuan untuk melemahkan kaum pria atau maksud lainnya.
1.Mereka Memimpin dengan Memberi Teladan.
“Perempuan memimpin dengan memberi contoh"
- Harriet Taub, Konsultan Organisasi Nirlaba
2.Mereka Menghargai Keseimbangan Kehidupan Kerja.
“Perempuan adalah pemimpin yang hebat karena mampu menyeimbangkan keterampilan kepemimpinan profesional dan pribadi. Lebih mudah untuk mendekati pemimpin perempuan dengan permintaan pribadi atau pertanyaan sensitif".
-Amy Killoran, Manajer Produk Utama, GreenShield Health
3. Mereka Lebih Inklusif
“Saya benci mengatakan ada cara perempuan dan laki-laki dalam menghadapi kekuasaan karena menurut saya masing-masing dari kita memiliki peran laki-laki dan perempuan. Namun berdasarkan pengalaman saya sendiri, perempuan cenderung inklusif, lebih menjangkau, dan lebih peduli.”
- Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa
4.Mereka Lebih Berempati
“Salah satu kritik yang saya hadapi selama bertahun-tahun adalah saya tidak cukup agresif atau asertif, atau mungkin karena saya berempati, itu berarti saya lemah. Saya benar-benar memberontak terhadap hal itu. Saya menolak untuk percaya bahwa Anda tidak bisa berbelas kasih sekaligus kuat.”
-Jacinda Ardern, Mantan Perdana Menteri Selandia Baru
5.Mereka Fokus pada Kerja Sama Tim
“Para wanita secara konsisten menunjukkan semangat, antusiasme, dan kapasitas yang besar untuk melayani dan dilayani oleh orang lain. Saya telah mengamati perempuan mengambil keputusan yang berani dan bijaksana sebagai pemimpin sambil memberdayakan orang lain untuk menjadi bagian dari tim mereka. Lingkungannya kurang otoriter dan lebih kooperatif serta kekeluargaan, namun dengan kepemimpinan yang solid.”
- Katharine M. Nohr, Chief Innovation Officer untuk Sports Futurists, LLC
6.Mereka Pandai Multitasking
“Perempuan bisa menjadi pemimpin yang hebat karena kita secara alami mampu melakukan banyak tugas. Kemampuan untuk secara tegas dan cepat menanggapi tugas atau masalah yang berbeda dan simultan pada saat yang sama merupakan komponen penting dalam kepemimpinan yang sukses.”
- Carolann Tutera, Presiden, SottoPelle
7.Mereka Termotivasi Oleh Tantangan
“Kami adalah pemecah masalah yang kreatif dan termotivasi oleh hambatan. Keinginan untuk mengatasi tantangan yang mendorong kita untuk mencapai sesuatu. Para pemimpin tidak menerima jawaban 'tidak'.”
- Jackie Zlatanovski, Pendiri, Flik Flop
8.Mereka Bermimpi Besar
“Perempuan bisa menjadi pemimpin hebat karena mereka memiliki kemampuan bawaan untuk bermimpi besar, menantang asumsi, dan menginspirasi tim — dan mereka tahu cara menerjemahkan ide-ide besar menjadi tindakan dan hasil nyata.”
- Angela Dejene, Presiden, Komunikasi Dejene
9.Mereka menyelesaikan Situasi Krisis dengan Baik
“Banyak perempuan, terutama para ibu, adalah pengasuh yang dilatih dan tahu cara menghadapi situasi darurat di rumah dengan kasih sayang dan kesabaran. Atribut-atribut ini menjadi sangat relevan ketika seorang pemimpin perempuan menghadapi situasi krisis, baik terkait dengan SDM atau [klien].”
- Huma Gruaz, Presiden dan CEO, Alpaytac PR
10.Mereka Lebih Tidak Memihak
“Masyarakat di mana perempuan mengambil posisi kepemimpinan dengan kedudukan yang setara tidak hanya merupakan masyarakat yang lebih adil tetapi juga masyarakat yang lebih baik, lebih sukses, dengan lebih banyak talenta, lebih banyak potensi, dan lebih banyak kesejahteraan antargenerasi.”
- Ursula von der Leyen, Presiden, Komisi Eropa
11.Mereka Menjaga Egonya
“Ego sering kali menghalangi pengambilan keputusan.Wanita ego menunjukkan secara berbeda dan mereka pandai mengambil keputusan dengan ego yang terkendali.
- Joan Wrabetz, Pengacara Privasi di Rimon PC
12.Mereka Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi
“Kecerdasan emosional – kemampuan untuk mengenali emosi dalam diri sendiri dan orang lain serta menghubungkannya – adalah sesuatu yang baru-baru ini mendapatkan momentum sebagai perilaku kepemimpinan yang penting. Saya percaya ini adalah sesuatu yang lebih alami terjadi pada wanita dibandingkan pria dan merupakan sesuatu yang saya alami secara pribadi dalam karir saya. Untuk benar-benar menciptakan tempat kerja yang baik dan mendapatkan yang terbaik dari karyawan, menunjukkan kecerdasan emosional sebagai seorang pemimpin sangatlah penting.”
- Lakshmi Raj, Salah satu pendiri dan mantan Co-CEO, Replicon
13.Mereka Pemikir Strategi Jangka Panjang
“Di tempat kerja, perempuan hebat dalam menginspirasi dan membangkitkan semangat orang-orang di sekitar mereka. Inilah alasannya mengapa sebagian besar pemimpin perempuan adalah pemikir strategi jangka panjang yang sangat baik. Mereka cenderung tidak mendukung strategi jangka pendek jika pendekatan yang lebih berkelanjutan dapat dilaksanakan.”
- Dana Manciagli, Presiden, Kelas Master Pencarian Kerja®
14.Mereka Membuat Pekerjaannya Terlihat Mudah
“Saya yakin perempuan bisa menjadi pemimpin yang fenomenal karena mereka ahli dalam membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan terkadang, pada hari yang baik, mereka bahkan membuatnya terlihat mudah. Wanita Berifat Pragmatis, Tangguh, Dan Biasianya Mampu Mengatasi Situasi Sulit Daman Anggun. Perspektif Mereka Lahir Dari Perpaduan Antara Cobaan Berat Dan Ketabahan. Mereka memandang dunia dengan keberanian dan mampu menyatukan dunia di sekitar mereka seperti sebuah teka-teki yang rumit.”
- Jody Clower, Pendiri dan CEO, Nestiny
15.Mereka Lapar akan Kesuksesan
“Saat ini, perempuan bekerja ekstra keras di perguruan tinggi dan universitas dan mendapatkan lebih banyak gelar dibandingkan laki-laki. Mereka haus akan kesuksesan dan kebebasan ekonomi. Ini adalah kerugian negara jika tidak dapat memanfaatkan hal ini.”
- Indra Nooyi, Ketua Komite Audit, Amazon
16.Mereka Memimpin Dengan Memberi Teladan.
“Perempuan memimpin dengan memberi contoh, dan dalam banyak kasus, perempuan telah menaiki tangga tersebut sehingga mereka telah merasakan berbagai peran sebelum mereka mencapai posisi kepemimpinan. Pengalaman adalah kuncinya.”
- Harriet Taub, Konsultan Organisasi Nirlaba
17.Perempuan Pemimpin Dengan Naluri Keibuan.
"Sepahit apapun tetap berjuang demi masa depan anak-anak nya"
-Bobluis.
Inti dari tulisan ini adalah untuk mengedukasi dan memberi sedikit pencerahan bahwa "laki laki dan perempuan mempunyai hak dalam berdemokrasi".Presiden,Gubernur,Bupati/Walikota dalam pemerintahan adalah bersifat administrasi,bukan bertindak sebagai raja.Semoga tulisan ini bermanfaat..selamat memilih yang terbaik..wassalam.
BOBLUIS