Kelangkaan BBM Terjadi di Tarutung, Warga Resah Jelang Natal–Tahun Baru
TARUTUNG|Sumut.suarana.com
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai dirasakan warga di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Pantauan di SPBU BPS Group (satu satunya SPBU di Tarutung)yang ada di jalan DI Panjaitan Tarutung, kabupaten Tapanuli Utara terlihat sebuah pengumuman bertuliskan "Pertalite dan Solar Sedang Dalam Perjalanan", pertanda stok BBM habis dan belum tersedia untuk masyarakat.
Situasi ini sering berulang dan dikhawatirkan menjadi sinyal awal kelangkaan yang lebih besar, mengingat bulan Desember merupakan puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru), saat kebutuhan BBM meningkat drastis.
Sejumlah sopir angkutan umum dan warga yang ditemui media mengungkapkan kekesalannya atas kondisi tersebut.
Tobing, sopir angkutan desa 01 jurusan Kota Tarutung - Pansurnapitu mengeluh karena sering kesulitan mendapatkan BBM.
“Kami ini setiap hari di jalan, tapi BBM habis terus. Bolak-balik SPBU cuma untuk dengar jawaban ‘lagi dalam perjalanan’. Kalau begini terus, bagaimana kami kerja?kami juga mencurigai adanya permainan kotor dalam penyaluran BBM sehingga terjadi kelangkaan ” ujarnya kesal.
Sementara Antonius Hutabarat, warga Tarutung yang menggunakan mobil pribadi, mengatakan kondisi ini membuat masyarakat resah.
“Belum masuk bulan Desember saja sudah begini. Nanti kalau sudah dekat Natal, bisa-bisa lebih parah. Pemerintah harus turun tangan.”katanya
Media ini mengkonfirmasi Manajer SPBU BPS Group Daniel Sirait saat dikonfirmasi Media ini melalui pesan WhatsApp mengatakan bahwa kuota BBM Pertalite dan Solar saat ini telah habis.
"Biosolar hanya diberikan 8 Kilo Liter perhari.Sedangkan Pertalite hanya 16 Kilo Liter per hari" jawabnya Singkat.
Kelangkaan BBM jenis Pertalite dan Solar ini menjadi perhatian publik karena keduanya termasuk BBM program penugasan dan subsidi. Dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, pemerintah wajib: menjamin ketersediaan dan kelancaran distribusi BBM bersubsidi kepada masyarakat.Melalui Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) memastikan distribusi tepat sasaran dan tidak terjadi kelangkaan berkepanjangan.
Selain itu, dalam Perpres Nomor 191 Tahun 2014, pemerintah menetapkan bahwa Pertalite dan Solar merupakan BBM yang wajib tersedia dan disalurkan kepada konsumen sesuai kuota nasional.Jika pasokan terhambat, SPBU wajib melaporkan kepada Pertamina dan instansi terkait untuk mencegah dampak sosial dan gangguan transportasi publik.
Sejumlah warga berharap Pemerintah Daerah dan Pertamina segera mengecek penyebab terjadinya kelangkaan ini."Kami butuh kepastian.jangan sampai nanti arus mudik Nataru terganggu hanya karena BBM tidak tersedia" ungkap seorang ibu rumah tangga yang turut antre menunggu BBM di SPBU tersebut.
Warga berharap kondisi ini segera ditangani sebelum memasuki masa puncak mobilitas akhir tahun. Jika kelangkaan sudah terjadi sejak November, masyarakat khawatir situasi akan lebih parah pada Desember mendatang.
BOBLUIS/Hotman Nainggolan

Lintas Indonesia
Taktis.web.id
Zonix.web.id
Pojok Media
Politikanews
Gepani.web.id
Borneonews.web.id
Kalbarsatu.web.id
Karawang Bergerak
Bukafakta.web.id
Radarkita.web.id
Inspirasi.web.id
Indeka.web.id
Kampara.web.id
Linkbisnis.co.id
Expose.web.id
Suarakotasiber
RIzki Suarana