BERITA UTAMA
HEADLINE
0
Sempat Ricuh, Puluhan Massa Unjuk Rasa Solidaritas di Mapolres Taput,Minta Tahanan Yang Diduga Tidak Bersalah Segera Dibebaskan
TAPANULI UTARA | Sumut.suarana.com
Puluhan mahasiswa dan masyarakat unjuk rasa spontanitas menuntut keadilan di Mapolres Tapanuli Utara (Taput) Jl Letjen Suprapto Tarutung, Selasa (19/11/2024).
Puluhan massa pengunjuk rasa yang didominasi kalangan mahasiswa Taput, mendatangi Mapolres Taput pukul 10.30 WIB tanpa membawa spanduk tuntutan.
Kedatangan massa pengunjuk rasa sempat mengejutkan petugas Kepolisian dan warga sekitar karena secara tiba-tiba langsung meneriakkan tuntutan mereka menuntut keadilan untuk membebaskan orang-orang yang saat ini ditahan Polres Taput pasca bentrokan antar pendukung paslon Bupati yang terjadi di kecamatan Pahae Jae,30 Oktober 2024 yang lalu. Massa unjuk rasa menganggap mereka (3 tersangka yang telah ditahan) tidak bersalah dan harus segera dibebaskan.
Selain menuntut membebaskan tahanan, massa unjuk rasa meminta bertemu langsung dengan Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak untuk menerima aspirasi pengunjuk rasa.
Orator pengunjuk rasa menyampaikan bahwa telah dijanjikan untuk bertemu dan audensi dengan Kapolres pukul 11 siang (19/11) ,kemudian dimajukan ke pukul 9 :00 dan dimajukan lagi ke pukul 07 :30.Namun hal itu kemudian ditunda dengan alasan Kapolres Taput mendapat tugas penting yang harus dihadiri di Medan.
Diutarakan orator secara bergantian, bahwa massa merasa seperti dikecilkan dan menduga bahwa Kapolres tidak serius ingin audensi dengan mereka,dan terus menuntut agar Kapolres segera menemui mereka untuk menjawab tuntutan mereka.
Aksi unjuk rasa semakin memanas karena Kapolres Taput tak kunjung hadir menerima para pengunjuk rasa. Massa kemudian memaksa masuk ke Gedung Mapolres untuk bertemu dengan Kapolres, namun puluhan personel polisi telah berjaga dan menghalau massa yang tidak seimbang dari sisi jumlah.
Salah seorang pengunjuk rasa yang belakangan diketahui adalah Ketua GMNI Taput, Primus Nababan terlihat dibekuk sejumlah aparat kepolisian.Tampak Primus kewalahan dan merintih kesakitan dan mengalami memar pada leher bagian belakang.
"Leher saya dikunci beberapa orang Polisi, leher saya memar dan sakit," kata Primus.Beberapa pengunjuk rasa juga mengatakan mengalami hal serupa, dibekuk danditarik secara paksa oleh aparat.
Hal itu pun semakin memicu amarah para pengunjuk rasa lainnya sehingga situasi menjadi ricuh. Massa tetap bertahan hingga sore hari sembari menunggu kehadiran Kapolres Taput dan secara bergantian menyampaikan tuntutan.
"Bebaskan bapak saya yang saat ini ditahan. Bapak saya tidak melakukan pemukulan, bapak saya tidak bersalah," teriak salah seorang perempuan melalui pengeras suara yang diketahui merupakan putri kandung YS, yang saat ini ditahan di Polres Taput
Seorang perempuan lain juga meneriakkan tuntutan dan minta keadilan kepada Polisi agar membebaskan kakak nya yang juga saat ini ditahan di Polres Taput terkait kasus bentrok di Pahae Jae.
"Bagaimana mungkin seorang perempuan bisa memukul laki-laki yang besar-besar pada saat kejadian itu. Bebaskan kakak saya karena dia tidak bersalah, tidak ada melakukan pemukulan," ucapnya.
Aksi unjuk rasa terus berlanjut hingga sore hari, meminta Kapolres Taput menemui mereka sembari terus menyuarakan keadilan dan segera membebaskan keluarga pengunjuk rasa yang ditahan.
Terhadap 3 orang yang saat ini ditahan, salah seorang dari massa pengunjuk rasa mempertanyakan ketidak profesionalan Polres Taput dalam menangani perkara kasus bentrok di Pahae Jae. Dia menyampaikan bukti ketidak profesionalan itu dibuktikan dengan terjadinya salah tangkap terhadap RS yang kemudian ditetapkan menjadi saksi.
"Kenapa bisa RS yang tidak berada di lokasi kejadian malah dijadikan tersangka dan ditangkap. Itu sudah sangat jelas menunjukkan bahwa Polres Taput tidak profesional dan tidak adil menangani perkara tersebut. Kami minta keadilan kepada Polres Taput," katanya.
Kapolres Taput Hadir Temui Massa Unjuk Rasa.
Pada sekitar pukul 17.00 WIB, Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak akhirnya menemui massa di halaman depan Mapolres Taput,yang membuat suasana sedikit tenang.Dalam dialog dengan massa, Ernis Sitinjak mengatakan bahwa pasca terjadinya bentrok di Simangumban dan Pahae Jae, pihaknya saat ini sedang menangani 4 laporan yang masuk ke Polres Taput.
Kapolres mengaku bahwa ia sangat menyayangkan terjadinya bentrok tersebut. Dan soal ditetapkannya tersangka dan ditahan, menurutnya telah melalui pemeriksaan saksi-saksi, olah TKP dan gelar perkara.
"Saya sebagai Kapolres tidak bisa menganulir, karena itu telah melalui proses gelar perkara di Satreskrim. Ketika menurut masyarakat langkah-langkah yang kami lakukan dalam menangani perkara kurang tepat, maka ada pengawas internal dan eksternal, ada Bidang dan Divisi Propam, Kompolnas, Ombudsman sebagai saluran menuntut keadilan,"ucap Kapolres.
Usai bertemu dan berdialog dengan massa pengunjuk rasa, Kapolres bersama PJU memasuki Mapolres Taput. Massa pengunjuk rasa pun berangsur meninggalkan lokasi.
BOBLUIS
Via
BERITA UTAMA