BERITA UTAMA
HEADLINE
0
Diduga Ada Upaya Sabotase Pilkada Taput dan Mencoba Mencelakai Paslon Satika-Sarlandy, Begini Kronologinya
TAPANULI UTARA | Sumut.suarana.com
Jelang hari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 yang tinggal 27 hari lagi,ada saja oknum - oknum dan massa yang digerakkan untuk membuat suasana perhelatan Pilkada menjadi tidak kondusif dan berimbas pada keresahan masyarakat.Hal ini seiring adanya upaya memprovokasi dan mencoba mencelakai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Satika Simamora - Sarlandy Hutabarat oleh tim pendukung dari lawan politik mereka.
Baru baru ini, viral berita dibeberapa Media tentang bentrokan fisik antara tim paslon 01 Satika -Sarlandy dengan massa pendukung dan tim paslon 02 JTP -Dens di kecamatan Pahae Jae. Bentrokan mengakibatkan beberapa orang mengalami luka luka dan berujung pada pelaporan ke aparat Hukum.
Ketua Umum pemenangan Satika -Sarlandy, Dr. Drs.Nikson Nababan.M.si melalui Sekretaris Umum, Dompak Hutasoit kepada sejumlah Wartawan saat konprensi Pers, Jumat (1/11/2024) di Sipoholon, mengungkapkan bahwa tim pendukung paslon nomor urut 2, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat - Deni Parlindungan Lumbantoruan (JTP-Dens) selalu melakukan provokasi di setiap kampanye paslon mereka. Hal itu terjadi di beberapa titik seperti Kecamatan Sipaholon, Simangumban, dan Pahae Jae dan hal tersebut terjadi secara berulang dan tersistem.
"Kami menduga sudah ada komando yang diberikan untuk membuat keributan di beberapa titik kampanye yang dilakukan paslon kami," katanya didampingi Anggota Tim Hukum, Sultan Hermanto Sihombing, Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Paltak Siburian, dan Anggota Satgas Tim Pemenangan Satika-Sarlandy, Douglas Tobing.
Puncak kesabaran Tim Pemenangan Satika-Sarlandy atas perlakukan massa pendukung JTP-Dens tersebut, pecah usai paslon mereka berkampanye dari Muara Tolang Desa Dolok Saut, kecamatan Simangumban,Rabu (30/10). Rombongan bermaksud menuju rumah salah satu pendukung Satika-Sarlandy untuk jamuan makan. Tiba di simpang pasar Simangumban, sejumlah massa diduga telah menunggu rombongan, meneriaki dengan kata kata "JTP -Dens' berulang ulang kali, dan bahkan ada yang mengucapkan kata kata kotor.Namun hal itu tidak dihiraukan rombongan.
Sesampainya di rumah salah satu pendukung tersebut, tim Satika-Sarlandy kembali menemui massa pendukung JTP-Dens untuk menanyakan tindakan yang menyoraki mereka saat melintas di daerah itu. Namun tidak ada jawaban dari mereka, justru mengajak tawuran sambil mengucapkan kata kata kotor dan caci-maki. Douglas Tobing dan beberapa orang Satgas sempat dipukul oleh massa pendukung 02 , dengan menggunakan kayu dan batu.
Sesaat kemudian, kata Dompak,petugas keamanan dan para tetua datang untuk melerai dan membubarkan kerumunan. Namun dalam perjalanan pulang menuju Sipoholon, rombongan kembali di usik oleh
salah satu mobil ber branding Tim JTP-Dens yang melaju dan mencoba melampaui iring-iringan dan menyampaikan bahasa-bahasa kotor sepanjang jalan kepada rombongan paslon nomor urut 1,dan diduga bertujuan untuk mencelakai calon bupati, Satika Simamora.
"Oleh karena kejadian tersebut, tim kami akhirnya mencegat dan memberhentikan mobil tersebut untuk memperingatkan tim pendukung JTP-Dens atas aksi mereka. Namun, karena empat orang Tim pendukung mereka telah mabuk dan memberikan perlawanan dan sempat memukul salah satu anggota Satgas dengan menggunakan kunci roda. Melihat hal itu,akhirnya pertikaian pun tak dapat dihindari. Selanjutnya keempat orang yang berada dalam mobil branding JTP-Dens itu melarikan diri dari lokasi kejadian," ungkapnya.
Tak cukup sampai di situ,usai melarikan diri, mereka memanggil massa pendukung JTP-Dens lainnya di mana diduga sudah stand-by untuk mencelakai Cabup Taput Satika Simamora. Di Jalan Lintas Desa Sitompul kecamatan Siatas Barita,tampak mobil branding organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda Karya (IPK) sedang parkir di pinggir jalan, dan sejumlah orang diduga anggota IPK berdiri sambil memegang balok tepat di samping mobil yang sedang parkir tersebut.
"Namun karena mereka melihat rombongan paslon 01 ramai, mereka hanya mengucapkan kata-kata , syukurnya tim kami masih memilih tetap tenang dan pulang menuju Sipoholon,"ucap Dompak.
Kejadian ini menurut Dompak bukanlah spontanitas dari massa pendukung JTP-Dens, tetapi sudah terorganisir,sebab mereka sudah stand-by di beberapa titik lintasan yang akan dilewati Paslon Satika-Sarlandy.
"Adapun berita di media sosial yang menyebutkan bahwa tim kami melakukan pengeroyokan terhadap mereka, tidaklah benar sebagaimana fakta yang terjadi di lapangan. Kami dan segenap tim pendukung hanya ingin melindungi paslon kami dari upaya mencelakai dan dugaan percobaan pembunuhan terhadap Ibu Satika Simamora, sebab penyerangan terlebih dahulu dilakukan oleh massa pendukung JTP-Dens sebelum terjadinya bentrok," pungkasnya.
PEMBIARAN
Anggota Tim Hukum Satika-Sarlandy, Sultan Hermanto Sihombing, menyebut hal tersebut terjadi karena adanya kelengahan dan diduga pembiaran dari penyelenggara Pemilu dan pihak keamanan di Kabupaten Taput.
"Untuk itu kami meminta Kapolres Taput, Dandim, KPU, dan Bawaslu agar membuka mata dan tidak melakukan pembiaran terhadap pelaku-pelaku yang memancing keributan dalam perhelatan Pilkada Taput, 27 November mendatang," katanya.
Pihaknya juga segera melaporkan kejadian ini ke Polres Taput berikut membawa sejumlah saksi dan korban pertikaian dampak insiden tersebut.
"Kenapa sejauh ini kita belum membuat laporan, dikarenakan korban dari tim kita masih dalam keadaan sakit usai mendapat penyerahan dari tim pendukung mereka. Intinya kami segera melayangkan laporan polisi sekaligus membawa hasil visum korban yang mengalami penyerangan dalam insiden itu," ungkapnya.
PERLIHATKAN BUKTI PEMUKULAN
Douglas Tobing, salah satu korban keganasan tim pendukung JTP-Dens, dalam kesempatan itu memperlihatkan kepada wartawan bekas luka lebam di siku kiri, leher bagian belakang serta kepala dampak penyerangan dari massa paslon nomor urut 2 terhadapnya.
"Saya dihantam pakai balok oleh mereka sehingga membuat beberapa bagian tubuh saya mengalami luka. Lebih parahnya lagi terjadi penyerangan terhadap rekan kami sesama satgas, saat awal penyerangan oleh mereka dengan memakai kunci roda," katanya.
Douglas mengaku segera akan melakukan visum ke dokter dan melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ke Polres Taput.
"Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Dan tentunya kalau mereka jual, kami beli," ujar dia.
MENGAWAL
Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Paltak Siburian, menegaskan pihaknya akan mengawal kasus ini secara ketat dan berharap Polres Taput bekerja profesional.
"Kami juga mendorong Kapolres Taput dan jajarannya untuk memproses dan menangani setiap laporan secara proporsional. Kami akan lihat sampai di mana perkembangannya nanti, setelah itu tentu akan bersikap sebagaimana mestinya," katanya.
Ditegaskannya, Polres Taput harus bersikap netral di Pilkada ini, jangan terlibat politik praktis sebab hal itu akan menjadi pemicu pesta demokrasi di Taput justru berlangsung chaos.
"Jangan sampai Pilkada yang kita harapkan ini dilakukan dengan riang gembira justru terjadi pertumpahan darah sesama warga Taput. Kita ini mau memilih pemimpin terbaik untuk Kabupaten Taput, bukan mau saling adu otot dan jotos. Sekali lagi kami mengingatkan agar Kapolres Taput dan jajarannya bekerja profesional dan penuh tanggungjawab, sesuai tugas pokok fungsinya sebagai pengamanan Pilkada dan proporsional dalam menangani setiap laporan,"tandasnya
BOBLUIS
Via
BERITA UTAMA