BERITA UTAMA
Hukum dan Kriminal
0
Sebulan Lebih Kasus Penganiayaan Berat Yang Dilakukan Anggota Ormas Dilaporkan ke Polres Taput. Pelaku Bebas Berkeliaran.
TAPANULI UTARA | Sumut.suarana.com
Seorang PNS yang bertugas di Dinas Perhubungan Pemkab Taput yang meminta namanya disamarkan (sebut saja Mr.H) mengaku telah satu bulan lebih melaporkan oknum anggota organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) yang telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya ke Polres Taput, namun hingga kini pelaku belum ditangkap dan bebas berkeliaran.
Menurut Mr.H , kejadian berawal saat dirinya sedang duduk-duduk di salah satu kedai dekat terminal Tarutung bersama teman-temannya.
"lalu ada seorang pria yang menyenggol saya, saya pun kaget dan langsung merespon sambil menegur pria tersebut,namun dilarang oleh teman teman saya karena mengenalnya yang merupakan anggota IPK" ucap Mr.H, menceritakan yang dialaminya kepada beberapa wartawan di Tarutung, Selasa (5/11/2024)
Kemudian saya mengatakan kenapa rupanya kalau anggota IPK ??jadi suka-sukanya di terminal ini??..Tidak senang dengan ucapan saya itu, pria tersebut menelepon temannya.Kemudian datanglah dua mobil, satu mobil ber-branding Ormas IPK dan satu mobil lagi ditumpangi ketua IPK Taput, Dani Sitompul.
Selanjutnya dari dalam mobil turun pria mengambil batu tanpa bertanya, langsung memukul kepala AH secara membabi-buta yang menyebabkan dirinya pingsan. Namun menurut keterangan saksi mata di lokasi, meski ia pingsan dan tidak bergerak lagi, tubuhnya berulang kali dipukuli kursi sampai lima kursi patah dihantamkan kepada dirinya.
"Saya tidak ingat lagi saat itu,dan saat bangun sudah berada di UGD RSU Taput dengan kondisi luka dengan beberapa jahitan di kepala.saya melihat ada banyak orang yang mendekati saya. Dan menurut keterangan para saksi ada tiga orang yang pelaku yang menganiaya saya saat itu. Kejadian penganiayaan itu sekitar pukul 00.30 WIB dan saya sadar pukul 06.00 WIB," kata Mr.H.
![]() |
Luka dengan beberapa jahitan di kepala Mr. H akibat dipukul pelaku |
Diakuinya bahwa dirinya telah membuat laporan atas kejadian yang menimpanya tersebut ke Polres Taput pada 1 Oktober 2024, namun belum ada satu pun pelaku yang ditangkap. Baru sebatas pemanggilan saksi-saksi saja yang diperiksa oleh Polres Taput.
"Seperti pada 1 November 2024 ,saya dapat kabar Polres Taput kembali memeriksa saksi. Menurut keterangan saksi nama-nama yang melakukan penganiayaan kepada saya antara lain Rio Boma, Aili (marga Panggabean), dan ada satu marga Gultom. Saya juga pada dasarnya tidak mengenal orang-orang yang memukul saya itu," katanya pria
Akibat kejadian itu, lanjut Mr.H , dirinya sempat syok dan memilih untuk menyewa rumah selama satu minggu.
"Terus terang bang, karena para pelaku juga belum ditangkap sampai hari ini, saya menjadi merasa terancam dan terintimidasi. Saya minta agar Polres Taput segera menangkap para pelaku penganiayaan tersebut " pintanya.
Mr.H juga mengungkapkan sebelum kejadian menimpa dirinya, penganiayaan serupa pernah dilakukan oknum anggota IPK Taput terhadap anak buahnya yang terjadi sekitar Agustus lalu.
"Itu bermula saat anggota saya baru pulang dari tugas dan terjadi di kantin kantor kami. Lalu datang oknum anggota IPK yang sudah mabuk itu kemudian kencing di samping mobil anggota saya. Personil kami sempat melarang supaya tidak buang air kecil sembarangan karena ada kamar mandi di belakang," kata dia.
Meski sudah tiga kali diperingatkan, oknum anggota IPK tak menghiraukan dan langsung emosi serta memukul anak buahnya. Setelah dipukul, temannya dua lagi ikut memukuli personilnya tersebut.
"Jadi tiga lawan satu. Kebetulan lari juga satu orang dari atas cafe dan diikut beberapa personil kami lainnya, tiga orang lagi anggota saya di kantin yang ikut melerai justru ikut dipukuli oknum IPK tersebut. Kejadiannya malam hari waktu itu," ungkapnya.
Pelakunya saat itu menurut dia ada tiga orang dan memakai mobil ber branding IPK Taput. Usai membuat keonaran dan memukuli anggotanya, mereka mengancam supaya jangan pernah membuat pengaduan dan laporan atas peristiwa tersebut.
"Mungkin karena merasa diintimidasi jadi mereka tidak melaporkan. Karena tidak ada respon atau tindak lanjut dari kami, mereka pun jadi kebiasaan melakukan intimidasi terhadap kami. Padahal kami tidak pernah berbuat salah kepada mereka. Tapi mereka kerap melakukan penyerangan dan intimidasi kepada kami," pungkasnya.
BOBLUIS
Via
BERITA UTAMA